Film Laskar Pelangi Tayang, Penonton Kurang Antusias?

Hari Kamis 25 September 2008 saya berkesempatan menyaksikan penayangan perdana Film Laskar Pelangi (LP). Khawatir tidak kebagian tiket, satu setengah jam sebelum film main saya sudah berada di depan loket. Untungnya tidak ada antrian yang panjang, sehingga begitu datang tiket bisa langsung didapat. Hal ini sangat berbeda dibandingkan ketika saya berniat menyaksikan film Ayat-Ayat Cinta (AAC) tempo hari yang sampai tiga kali ke bioskop baru berhasil mendapatkan tiketnya.

Walaupun masih terlalu dini, tapi dari penayangan perdana yang nyaris tidak ada antrian panjang ini saya kok merasa total jumlah penonton LP nantinya tidak akan seheboh dan sebanyak AAC yang hanya dalam waktu satu minggu saja sudah mencapai angka satu juta penonton! Saya kurang tahu persis apa yang menyebabkan hal ini. Apakah karena promosinya yang kurang, temanya yang kurang menarik (bercerita tentang masa anak-anak) ataukah timing-nya yang kurang tepat karena diputar pada saat bulan Ramadhan? Padahal dari sisi popularitas, novel LP dan AAC tidak jauh berbeda. Bahkan dari sisi penjualan, novel LP masih diatas AAC.

Sebelumnya memang ada kekhawatiran bahwa film LP akan mengecewakan. Hal ini sangat wajar karena imajinasi setiap pembaca yang berbeda. Belum lagi kehandalan sutradara dalam mengolah ceritanya. Tapi setelah menyaksikan adegan demi adegan sampai akhir, saya menyatakan salut, bangga dan ucapan kagum lainnya yang tidak bisa diungkapkan melalui tulisan kepada Riri Riza dan Mira Lesmana yang telah membidani lahirnya film ini. Mereka telah mampu menyajikan isi novel ke dalam media bergerak tiga dimensi secara apik. Walaupun karena keterbatasan waktu tidak semua tokoh bisa digambarkan secara utuh sebagaimana yang tertuang di dalam novel, tapi penonton yang belum membaca novelnya pun akan merasakan aura yang sama tentang begitu kuatnya alur cerita LP. Rasanya sangat mengganjal jika film ini hanya berakhir pada LP tanpa ada lanjutan dari Sang Pemimpi dan Edensor.

Terakhir saya sertakan juga sebuah lagu melayu yang begitu syahdu, mendayu-dayu dan menyentuh kalbu saat dinyanyikan oleh seorang Mahar.

—–

SEROJA
Ciptaan : S. Effendi

Mari menyusun seroja
Bunga seroja ah… ah…
Hiasan sanggul remaja
Puteri remaja ah… ah…

Rupa yang elok
Di manja jangan dimanja ah… ah…
Puja lah ia sekadar
Oh sekadar saja

(chorus)
Mengapa kau bermenung
Oh adik berhati binggung
Mengapa kau bermenung
Oh adik berhati binggung
Lupakan saja asmara
Pada asmara…
Lupakan saja asmara
Pada asmara…

Mari menyusun seroja
Bunga seroja ah… ah…
Hiasan sanggul remaja
Puteri remaja ah… ah…

Rupa yang elok
Di manja jangan dimanja ah… ah…
Puja lah ia sekadar
Oh sekadar saja

—–

Artikel terkait :
1. Tokoh Laskar Pelangi